Rabu, 26 Juni 2013

Menanti Sentuhan Emas Don Carletto di Madrid

Carlo Ancellotti, siapa yang tak mengenal sosok pesepakbola satu ini. Dia adalah salah satu raja Midas dunia sepakbola, tim yang dibelanya baik sebagai pemain dan pelatih selalu dibawanya berprestasi. Sebagai pemain, Don Carletto begitu dia akrab disapa membawa AS Roma menjadi Scudetto Seri A Italia musim 1982/83 serta menjadi finalis Piala Champion Eropa musim 1983/84 walau tak juara. Begitu pula ketika pindah ke AC Milan, tak kurang 9 Trophy mayor dia persembahkan yaitu 2 Scudetto Seri A Italia, 1 SuperCoppa Italia, 2 Piala Champion, 2 Piala Super Eropa dan 2 Piala Intercontinental sekaligus menjadi salah satu roh lini tengah “The Dream Team” AC Milan yang sempat mendominasi sepakbola Eropa dan Dunia diera 1980an akhir.
Begitu pula ketika memutuskan pensiun sebagai pemain dan beralih peran sebagai pelatih, tangan dinginnya tak berkurang membawa prestasi bagi tim yang diasuhnya. Dari tim semenjana seperti Reggina diawal kepelatihannya yang mampu dibawa promosi ke Seri A diakhir musim, padahal itu musim pertama dia menjadi pelatih professional ditahun 1995. Begitu pula akhirnya ketika dia memutuskan pindah ke Parma yang sempat dia bawa menjadi Runner up dimusim 1996/97 sekaligus menjadi anggota “Magnificent Seven” yang sangat disegani di Italia saat itu, bersama AC Milan, Juventus, Inter Milan, AS Roma, Lazio dan Fiorentina.
Tapi lagi – lagi jodoh Don Carletto memang dengan AC Milan. Setelah sukses sebagai pemain dia juga melanjutkan kesuksesan sebagai pelatih disana sekaligus menemukan dewa lini tengah timnas Italia saat ini pada sosok Andrea Pirlo, bahkan yang sebelumnya terbuang dan disia – siakan Inter Milan. Tak kurang semua Trophy mayor yang bisa diraih sebuah klub berhasil dipersembahkan Don Carletto selama membesut AC Milan termasuk 2 titel liga Champion yang salah satunya membalas dendam ke Liverpool yang sebelumnya mengalahkan mereka dalam final Liga Champion dengan salah satu comeback paling dramatis dalam sejarah final Liga Champion Eropa.
Lepas dari AC Milan, Don Carletto juga meneruskan tangan dinginnya ketika menyeberang ke Inggris dengan membesut Chelsea sekaligus mempersembahkan 3 piala : Community Shield, Liga Inggris dan Piala FA yang bahkan pertama dalam sejarah Chelsea meraih dobel gelar dalam satu musim. Sayang ketidak sabaran Roman Abramovich terhadap kiprah Chelsea diEropa menjadikan Ancelotti tak bertahan lama di Stamford Bridge. Pindah ke Perancis dengan PSGnya, kesuksesan juga mengikuti Don Carletto dengan membawa PSG menjadi penguasa liga Perancis. Karena deretan prestasi tersebutlah sampai – sampai membuat PSG enggan melepas Ancelotti ke Real Madrid, walau akhirnya mulai musim 2013/14 Carlo Ancelotti akan resmi menukangi Real Madrid.
Apa rahasia dibalik sukses Carlo Ancelotti sebagai pelatih sepakbola? Kehebatan meramu tim dan taktik tentu syarat lumrah sebagai pelatih hebat dan berprestasi. Tapi ada dua hal lainnya yang menurut saya jauh lebih besar peranannya bagi Ancelotti untuk sukses. Pertama, menemukan dan memaksimalkan bakat – bakat pemain secara maksimal. Ini terutama terwujud pada sosok Andrea Pirlo, Andre Shevcenko dan Fillipo Inzagi. Don Carlo berhasil membangkitkan kembali potensi Pirlo sekaligus memaksimalkan duet Sheva dan Inzagi yang sudah mulai menua. Bahkan ditangan Ancelottilah Milan masih sanggup menjaga performa dan prestasi walau dihuni mayoritas pemain tua.
Kedua, adalah kemampuan Ancelotti dalam menjalin hubungan harmonis dengan seluruh pemainnya. Mungkin hampir tak pernah rasanya mendengar Don Carlo bermusuhan dengan pemainnya seperti yang terjadi dengan Mourinho di Real Madrid musim lalu. Bahkan pemain - pemain bintang dan berego besar seperti kapten Milan Paolo Maldini dan Ibrahimovichpun tak kurang sangat segan dan mengapresiasi tinggi Don Carletto seperti yang kita baca dimedia. Cerdas, Berkarakter, Berwibawa, Kalem dan Karismatis adalah sifat – sifat Don Carlo yang membuat dia begitu dipuji pemainnya sekaligus membawa kesuksesan pada setiap tim yang diasuhnya.
Kedatangan Don Carlo ke Real Madrid menurut saya memang pada saat yang tepat. Dengan segala reputasi dan prestasinya tentu itu sebagai jaminan bagi Madrid untuk kembali berprestasi sekaligus memutus dominasi Barca di Spanyol dan meraih mimpi La Decima di Eropa. Dengan sifatnyapun kedatangan Don Carlo diharapkan bisa mengembalikan keharmonisan tim baik diruang ganti, dengan manajemen dan fans yang sempat renggang dan memanas ketika dilatih Mourinho. Jadi memang pantas Real Madrid membidiknya dan tak putus asa walau harus berkali – kali mendapat penolakan dari PSG, yang tentu tak rela kehilangan sosok pelatih sukses pada diri Ancelotti.
Dan Akhirnya Carlo Ancelotti mengiyakan pinangan Real Madrid, sesuatu hal yang sangat saya sesali sebagai fans pelatih kalem nan kharismatis seperti pada sosok Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti. Sangat simple sebenarnya sebabnya, karena Barcelona adalah klub favorit saya di Spanyol sekaligus saya khawatir kedatangan Don Carletto akan memutus dominasi Barcelona terutama di Spanyol. Akhirnya saya jadi serba bingung, apakah memilih berharap Don Carletto sukses bersama Real Madrid ataukah Barcelona bisa mempertahankan dominasinya? Biarlah Sepakbola menentukan jalannya.